Minggu, 18 September 2011

Sejarah Motor Honda CB

Honda CB pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1971 dengan kode Honda CB 100 K1 oleh PT Federal Motor karena perusahaan tersebut memang baru didirikan 11 Juni 1971. Sebelum CB, tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi AHM adalah tipe bisnis S 90 Z bermesin  4 tak dengan kapasitas 90cc.  Memproduksi disini sebenarnya hanya merakit, karena pada saat itu PT Federal Motor masih mengimpor komponennya dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down).
Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor di dalam negeri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya;
PT Honda Federal (1974) memproduksi komponen-komponen dasar sepeda motor Honda seperti rangka, roda, knalpot dsb.
PT Showa Manufacturing Indonesia (1979) khusus memproduksi peredam kejut
PT Honda Astra Engine Manufacturing (1984) memproduksi mesin sepeda motor
PT Federal Izumi Manufacturing (1990) khusus memproduksi piston
Pada tahun 2000 PT Federal Motor dan anak-anak perusahaan di-merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor, dengan komposisi saham 50% PT Astra International Tbk dan 50% Honda Motor Co. Japan.
Saat ini AHM memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan ;
Pabrik pertama berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang berfungsi sebagai kantor pusat.
Pabrik kedua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading.
Pabrik ketiga sekaligus pabrik paling mutakhir berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi.  Pabrik ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005.
Pada tahun 2007, AHM menempati ranking pertama penjualan sepeda motor di Indonesia dan tingkat ASEAN dengan produksi ke-20 jutanya.  Pada tingkat dunia, AHM menempati ranking 3 setelah pabrik sepeda motor Honda di Cina dan India.
Ada banyak tipe CB yang dikeluarkan Honda tetapi tidak semua tipe tersedia di tiap negara.  Di Indonesia, jenis CB yang diintroduksi adalah CB 100cc, 125 cc, 175 cc, dan 200 cc.  Tiga tipe terakhir tersedia pula dalam silinder ganda, namun di Indonesia CB100 dan CB 125 mesin tunggal lebih populer karena harganya yang murah, perawatannya mudah, dan fleksibel untuk dimodifikasi.  Honda CB 100 K1 masuk Indonesia tahun 1971, sedangkan Honda CB 100 K2 masuk Indonesia tahun 1972.  Dalam kurun waktu satu dasa warsa (1971-1981) jumlah total penjualan Honda CB di tanah air mencapai 600 ribu unit.
Berikut ini adalah ulasan CB 100, CB 125, CB 175, dan CB 200 ;
CB 100
CB 100 K-0
(1970 Super Sport CB 100)
  • Tersedia dalam 3 warna dengan variasi strip putih di tangki bahan bakarnya, yaitu : Candy Blue Green, Candy Ruby Red, dan Candy Gold.
  • Tutup sok depan bagian atas , tutup sok belakang, dan batok lampu sama dengan warna tanki
  • Warna fendernya krom
  • Mesin satu silinder 99 cc, OHC, 5 kecepatan, 1 silinder
  • No serial mulai dari CB100-100001
  • Terbukti sebagai sepeda motor dan mesin yang sangat handal, tahan hingga bermil-mil dalam rpm tinggi dengan mengangkut beban berat.
CB 100 K-1
(1971 Super Sport CB 100)
Tidak ada perubahan pada mesin di tipe ini, cuma berbeda warna cat tangki dan tambahan besi krom di joknya.
  • Tersedia 3 variasi warna : Crystal Blue Metallic, Candy Ruby Red, dan Candy Gold
  • Setengah bagian kebawah dari tangki berwarna putih
  • Emblem “CB100” pada tutup dop kiri kanan terbuat dari plastik
  • Terdapat trim warna krom pada joknya
  • Tutup sok depan bagian atas , tutup sok belakang, dan batok lampu sama dengan warna tanki
  • Spakbor krom
  • No serial mulai dari CB100-200001
  • Kategori : Klasik
  • Rating : 75.9 dari skala 100.
  • Kapasitas : 99.00 ccm (6.04 cubic inches)
  • Tipe mesin : Satu silinder, 4 tak
  • Tenaga : 11.50 HP (8.4 kW)) @ 10500 RPM
  • Kecepatan maksimal : 110.0 km/h (68.4 mph)
  • Kompresi : 9.5:1
  • Bore x stroke:50.5 x 49.5 mm (2.0 x 1.9 inches)
  • Valves per silinder : 2
  • Fuel control : OHC
  • Sistem pendingin : Udara
  • Gearbox : 5 Kecepatan
  • Tipe transmisi, drive akhir : Rantai
  • Dimensi ban depan : 2.50-18
  • Dimensi ban belakang : 2.75-18
  • Rem depan : Expanding brake
  • Rem belakang : Expanding brake
  • Berat termasuk oli, bensin, dll : 92.0 kg (202.8 pounds)
  • Kapasitas tanki : 10.00 litres (2.64 gallons)
CB 100 K-2
(1972 Super Sport CB 100/di Indonesia dikenal sebagai CB Gelatik)
Perbedaan pada versi ini adalah warna cat tangki dan emblem CB 100 yang diperbesar dan berada di tengah.  Sebenarnya pada mesin juga tidak ada perubahan, tapi ada 1 keunikan dari CB ini yang sudah menjadi incaran banyak penggemar CB yaitu model tangki bensinnya, yang mana tutupnya bukan berada di tengah bagian atas tangki tetapi di bagian atas sebelah kanan.

yamaha RX-KING INDONESIA

Sejarah Yamaha RX-King Indonesia (YRKI)

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down







Sejarah Yamaha RX-King Indonesia (YRKI)

Post by YRKI on Tue 09 Mar 2010, 1:47 am

Yamaha RX -King Indonesia (YRKI) adalah sebagai wadah organisasi bagi semua club sepeda motor Yamaha RX-King di Indonesia. Awal pendirian YRKI idenya digulirkan oleh 4 (empat) club, yaitu Semarang RX-King Club (SRC), Muntilan King Club (MKC) yang pada saat itu masih bernama KUPEK (Kumpulan Pemuda Pencinta King), Jogja King Club (JKC) dan King’s Club Djakarta (KCDj) pada bulan Mei 2004.

Pada tanggal 11 Juli 2004 pukul 12.00 wib di Puncak Bogor Jawa Barat, YRKI resmi berdiri dengan dihadiri oleh Cirebon King Club (CKC) yang pada saat itu masih bernama YRxC2 (Yamaha Rx Club Cirebon), Jogja King Club (JKC), King’s Club Djakarta (KCDj), Kings Club Tangerang (KCT) dan King Owner Club (KOC) Bandung.

Kepengurusan YRKI dibentuk di Pangandaran Jawa Barat pada bulan September 2004, yang di hadiri oleh JKC, SKC, SRC, CKC dan KCDj.

YRKI tidak memaksakan club Yamaha RX-King yang ada harus ikut bergabung di YRKI. Keikutsertaannya hanya kesadaran dari masing-masing club. Organisasi YRKI adalah bertujuan sosial, tidak untuk mencari uang dalam arti menguntungkan diri sendiri. Bila YRKI mencari dana dari sponsor adalah untuk mengadakan suatu acara, misalnya Jambore atau Baksos yang mengatasnamakan YRKI dan club yang terkait.

Kemajuan YRKI sangat tergantung pada keaktifan dan semangat dari club-club yang tergabung didalamnya. YRKI tidak punya anggota sendiri/perorangan. Anggota dari YRKI adalah club-club Yamaha RX-King. Untuk itu Ketua YRKI haruslah seorang Ketua club agar Program YRKI dapat berjalan dengan baik dengan dibantu oleh pengurus YRKI lainnya yang juga dari Ketua club Yamaha RX-King.

Sumber :
Dodo/KCDj-077
24 Juli 2007